Berawal
dari keirian Kurawa terhadap Pandawa, Kurawa yang terus bersiasat untuk
menghancurkan Pandawa namun selalu gagal. Suatu ketika Sengkuni di pihak Kurawa
berusul untuk melakukan pertandingan dadu, karena ia yakin bahwa ia lebih ahli
judi daripada Pandawa. Destaratya mengizinkan dan mengundang Yudistira untuk
datang dan bermain dadu melawaan Duryudana yang diwakilkan oleh Sengkuni. Esok harinya permainan dadu dimulai di
tempat yang telah disediakan oleh Kurawa. Permainanpun dimulai.
Yudistirapun
kalah dan kehilangan harta benda dan keluarganya. Bahkan dirinya sendiri dan
istrinya yaitu Dewi Drupadi dipertaruhkan,namun tetap kalah. Sang Dewi Drupadi
yang dibawa dengan paksa ke dalam ruang judi kemudian dihina dan diperlakukan
seperti hewan. Melihat perlakuan Duryudana, Destaratya pun merasa kasihan
dengan Dewi Drupadi dan memperkenankan dewi untuk mengajukan 2 permohonan. Sang
dewi pun memohon supaya Yudistira dan Pandawa yang lain dibebaskan.Permohonan
itupun dikabulkan. Dengan kebijaksanaan Destaratya, Indraprasta dan segala
kekayaan Pandawa di kembalikan. Pandawapun kembali ke Indraprasta.
Tak
lama, Duryudana,Dusassana, dan Sengkuni mengajak untuk bermain dadu lagi tanpa
taruhan harta benda, melainkan yang kalah harus mengalami hukuman pengasingan di
hutan selama 12tahun,di tahun ke 13 harus bersembunyi dan menyamar di sebuah
negeri,jika penyamaran diketahui oleh yang menang, maka harus mengulangi masa
penghukuman lagi. Di tahun ke 14 baru boleh kembali ke negeri sendiri. Sang
Destaratya mengizinkan dan para Pandawa beserta Dewi Drupadi berangkat ke
Hastinapura. Namun Yudistira kalah lagi
dan harus menanggung resiko hukuman pengasingan 12 tahun tersebut.
Setelah
masa penghukuman selesai, diadakan perundingan perdamaian. Namun Duryudana
menolak. Akhirnya Arjuna dan Duryudana menghadap Kresna. Namun Batara Kresna
sedang tidur.Duryudana datang duluan dan
duduk di samping kepala Kresna. Tak lama Arjuna datang dan duduk di sebelah
kaki. Saat Kresna bangun, yang ia lihat pertama kali adalah Arjuna. Raja
Duryudana menerangkan bahwa akan terjadi perang besar dan ia memohon bantuan
pada Kresna dan menegaskan bahwa ia yang datang pertama kali. Namun Kresna
berkata bahwa yang ia lihat adalah Arjuna duluan, tetapi ia tetap akan membantu
keduanya. Kresna pun memberikan 2 pilihan, antara 10.000 prajurit perang atau
dirinya sendiri yang hanya membantu strategi tetapi tidak ikut berperang.
Kesempatan memilih pertama kali diberikan kepada Arjuna dan Arjuna memilih
Kresna sendiri.
Raja
Salya yang akan memihak Pandawa kemudian di tipu muslihat sampai pada akhirnya
memihak Kurawa karena sudah terlanjur janji.Namun karena rasa sayang juga
terhadap pandawa,maka ia pun menyanggupi bahwa saat perang baratayudha dia
tidak akan mengendarai kereta kuda dengan benar.
Perang
pun dimulai. Pada hari keenam pertempuran, Arya Seta gugur dibunuh oleh Resi
Bisma dengan panah. Kresna murka atas kematian Seta dan memerintahkan Arjuna
untuk maju. Pada hari kesepuluh, Batara Kresna dan Arjuna mengutus Srikandi
untuk melawan Resi Bisma. Pada akhirnya Resi Bisma pun rebah dalam pertempuran
karena tubuhnya yang dihujani panah oleh
Srikandi dan Arjuna. Pada hari ketigabelas, Abimanyu putera Arjuna gugur di
tangan Jayadrata dan Arjuna bersumpah membunuhnya esok atau ia akan membakar dirinya. Kresna dan Arjunapun
menghadap Hyang Maha Dewa dan Arjuna mendapatkan senjata amat sakti. Pada hari
keempatbelas, Arjuna mengamuk dan menghabisi lawan-lawannya di barisan
depan,dibantu oleh Yudistira,Setyaki, dan Bima. Kresna pun mengeluarkan senjata
“cakra” dan membuat matahari tertutup olehnya. Jayadrata pun mengira waktu tlah
malam dan ia keluar dari persembunyian. Arjuna pun lantas langsung menggunakan
panah sakti yang ia dapat ke arah Jayadrata dan mengenai kepalanya hingga
terpental jauh. Kemudian Gatotkaca di perintahkan Kresna maju ke medan perang
melawan Karna. Namun Gatotkaca gugur karena Karna menggunakan senjata “Kunta”
pemberian dari Hyang Indra yang amat sakti dan hanya dapat dipakai 1kali saja.
Di hari kelimabelas, Resi Druna gugur karena terkena tipuan Kresna. Hari
ketujuhbelas, Dussasana mati dibunuh Bima yang dahulu pernah bersumpah untuk
menusuk dada Dussasana dan meminum darahnya, sumpah Dewi Drupadi pun terwujud
yaitu berkeramas dengan darah Dussasana. Adipati Karna pun akhirnya gugur di
tangan Arjuna. Di hari kedelapanbelas, Salya gugur di tangan Yudhistira.
Sudarsapun turut gugur, sehingga anak Destaratya tinggal Raja Duryudana. Raja
Duryudana pun bersembunyi meninggalkan medan perang karena ia tidak tahu bahwa
Krepa, Aswatama,dan Kartamarma masih hidup. Mereka tahu bahwa Duryudana
bersembunyi di telaga, demikian juga para Pandawa. Mereka semua datang ke
telaga itu. Namun, Duryudana hanya mau berperang lagi jika ia diberi senjata
dan jika Pandawa mau bertarung satu persatu. Raja Baladewa pun turut
mengunjungi perang,dan menyarankan supaya perang tanding diadakan di
Tegalkurusetra. Dimulailah tanding antara Bima dan Duryudana. Arjuna disuruh
Kresna untuk menepuk-nepuk paha kirinya. Dan akhirnya Bima ingat akan sumpahnya
yang hendak memukul paha kiri Duryudana. Tercapailah sumpah itu dan
Duryudanapun rebah. Raja Baladewa protes karena dalam pertarungan gada,tidak
boleh memukul di bawah pinggang. Raja Baladewapun hendak memukul Bima dengan
gada namun berhasil dicegah oleh Kresna. Kresna pun menjelaskan tentang alasan
Bima melakukan itu. Akhirnya Raja Baladewa meninggalkan tempat tersebut. Perang
Baratayudha pun berakhir. Pandawa mendapatkan kemenangan.